Senin, 29 Juni 2009

Seri Soekarno



Terdiri dari pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500 dan 1000 rupiah




Merupakan seri yang sangat diminati oleh para kolektor mancanegara, mungkin karena kharisma bapak Proklamator kita atau mungkin juga karena memiliki corak penari yang menarik. Pecahan 5, 10 dan 100 rupiah hanya dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran sehingga tidak memiliki variasi nomor seri, hanya variasi watermark. Tetapi untuk pecahan2 lainnya selain dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran juga dicetak oleh Thomas De La Rue, sehingga memiliki variasi nomor seri dan watermark yang sangat banyak. Yang terbanyak variasinya adalah pecahan 500 rupiah (6 variasi) sedangkan pecahan 25, 50 dan 1000 rupiah masing-masing terdiri dari 4 variasi.

Semua pecahan seri Sukarno mempunyai gambar depan yang serupa sedangkan di bagian belakang bergambar penari. Pecahan 5, 25 dan 50 rupiah bergambar seorang penari wanita, sedangkan pecahan lainnya bergambar 2 orang penari.

Selain seri Sukarno yang bertahun 1960, juga terdapat seri Sukarno lainnya yaitu seri sukarno Borneo bertahun 1961, seri Sukarno II bertahun 1964, seri Sukarno Irian Barat 1960-1961 dan seri Sukarno Kepulauan Riau 1960-1961. Semuanya akan dibahas satu persatu.

Pecahan 5 rupiah


Sukarno 25 rupiah 1960, perhatikan perbedaan letak benang pengaman

Mempunyai dua variasi watermark yaitu gambar Sukarno (bagian atas) dan gambar banteng. Keduanya relatif mudah ditemukan dan berharga tidak terlalu mahal, sekitar Rp.30 ribu untuk kondisi UNC. Variasi watermark Sukarno mempunyai benang pengaman di sisi kanan dekat dengan watermarknya sedangkan variasi banteng mempunyai benang pengaman di sisi kiri berseberangan dengan watermarknya. Harga kedua variasi kurang lebih sama yaitu sekitar Rp. 50.000 perlembar UNC. Tidak ada kesulitan untuk memperoleh pecahan ini dalam bentuk yang UNC.

Pecahan 10 rupiah


Pecahan 10 rupiah 1960

Berwarna coklat muda dengan 2 penari wanita di bagian belakangnya. Sebenarnya hanya mempunyai satu macam watermark yaitu bergambar wajah Sukarno. Tetapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata terdapat dua macam wajah, yaitu yang 'lebih kurus' dan yang 'lebih gemuk' . Perhatikan gambar.



Watermark Sukarno 'kurus' dan 'gemuk'

Pecahan 10 rupiah relatif mudah ditemukan bahkan dalam bentuk UNC nya sekalipun. Harga pecahan ini di pasaran berkisar Rp.60.000 perlembar UNC.

Pecahan 25 rupiah
.
Pecahan berwarna hijau muda ini dicetak oleh dua percetakan yaitu Thomas de La Rue (TDL)yang mempunyai watermark wajah Sukarno dan Pertjetakan Kebajoran (PK) yang begambar kepala banteng. Untuk tanda air Sukarno (TDL) terdapat 3 variasi nomor seri, yaitu satu huruf, dua huruf dan 3 huruf. Semuanya diikuti oleh 5 angka. Sedangkan yang dicetak oleh PK hanya memiliki satu variasi nomor seri yaitu 3 huruf 6 angka. Tentu saja variasi satu huruf berharga jual lebih tinggi sekitar 3 kali lipat dibandingkan variasi lainnya karena lebih sukar ditemukan. Harga UNC variasi2 biasa selain satu huruf sekitar Rp. 200.000.

Tiga variasi teratas adalah terbitan TDL dan yang paling bawah dicetak oleh PK. Perhatikan tipe huruf dan angkanya yang berbeda.

Pecahan 50 rupiah

Berwarna biru tua, dicetak oleh Thomas De La Rue dan Pertjetakan Kebajoran.


Pecahan 50 rupiah 1960

Pecahan yang dicetak oleh TDL mempunyai watermark Sukarno dengan tiga variasi nomor seri, yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf. Semuanya diikuti oleh 5 angka. Variasi satu huruf jauh lebih sulit ditemukan dibandingkan variasi2 lainnya, sehingga berharga jual sekitar 3 kali lipat variasi 2 atau 3 huruf. Harga UNC variasi 2 atau 3 huruf adalah sama yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai Rp.250.000/lembar

Sedangkan pecahan yang dicetak oleh PK mempunyai watermark kepala banteng, hanya mempunyai satu variasi nomor seri yaitu 3 huruf 6 angka. Harga jualnya juga sama yaitu sekitar Rp. 200.000 sampai dengan Rp.250.000/lembar UNC.


Tiga lembar teratas dicetak oleh TDL dan yang terbawah oleh PK.

Pecahan 100 rupiah

Berwarna merah kecoklatan, dan dicetak hanya oleh Pertjetakan Kebajoran. Tidak mempunyai variasi watermark ataupun nomor seri. Harga UNC sekitar Rp.300.000,- perlembar.


Pecahan 100 rupiah 1960



Sebenarnya pada pecahan 100 rupiah ini juga terdapat 2 variasi watermark yaitu Sukarno yang 'kurus' dan yang 'gemuk' , mirip dengan pecahan 10 rupiah. Tetapi banyak kolektor yang tidak mempermasalahkan hal ini dan menganggap perbedaan watermark sebagai hal yang biasa-biasa saja.

Pecahan 500 rupiah

Merupakan pecahan yang paling banyak memiliki variasi. tiga variasi pertama dicetak oleh TDL, terdiri dari variasi satu huruf, dua huruf dan tiga huruf, diikuti 4 angka. Semuanya mempunyai watermark Sukarno. Tiga variasi berikutnya dicetak oleh PK dan masing2 memiliki watermark yang berbeda yaitu Sukarno, Banteng dan Garuda. Ketiga variasi ini terdiri dari 3 huruf dan enam angka. Jadi total pecahan 500 rupiah ini mempunyai 6 variasi:

1. TDL 1 huruf, mempunyai tingkat kesulitan terbesar. Tentu memiliki nilai jual tertinggi

2. TDL 2 huruf

3. TDL 3 huruf


Pecahan 500 rupiah 1960 TDL variasi 1, 2 dan 3 huruf

4. PK dengan watermark Sukarno

5. PK dengan watermark Banteng, keempat variasi terakhir ini (variasi nomor 2, 3, 4 dan 5) mempunyai kisaran harga UNC Rp. 1,5 s/d 2 juta perlembar


Pecahan 500 rupiah 1960 PK

6. PK dengan watermark Garuda, variasi ini memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, harga sedikit di bawah TDL 1 huruf yaitu berkisar 2-3 kali variasi2 biasa.



Karena memiliki 6 variasi dimana 2 variasi diantaranya memiliki tingkat kesulitan sangat tinggi, maka tidak heran banyak kolektor yang tidak memiliki semua variasi secara lengkap. kedua variasi yang tersulit adalah variasi TDL 1 huruf dan PK Garuda.

Pecahan 1000 rupiah

Merupakan pecahan yang paling banyak dipalsukan, yang asli berwarna hijau terang dicetak oleh Thomas De La Rue dengan tanda air Sukarno dan Pertjetakan Kebajoran dengan tanda air Banteng.
Uang yang dicetak oleh TDL mempunyai 3 variasi nomor seri yaitu 1 huruf, 2 huruf dan 3 huruf, diikuti oleh 4 angka. Variasi 1 huruf sangat-sangat sulit ditemukan, dan merupakan variasi tersulit dari seri Sukarno. Sedangkan variasi 2 dan 3 huruf relatif mudah ditemukan. Harga variasi 2 dan 3 huruf sekitar Rp. 200.000 untuk kondisi fine dan Rp.2.000.000,- perlembar untuk kondisi UNC.


Sukarno 1000 rupiah 1960 (TDL) variasi 1, 2 dan 3 huruf

Sedangkan yang didetak oleh PK hanya terdiri dari satu variasi saja yaitu 3 huruf yang diikuti oleh 6 angka. Harga kondisi UNC sedikit dibawah TDL yaitu sekitar Rp. 1.750.000 perlembar untuk kondisi UNC.


Sukarno 1000 rupiah 1960 (PK), bandingkan tipe huruf nomor serinya

Pecahan 2500 dan 5000 rupiah

Sebenarnya masih terdapat pecahan-pecahan yang lebih besar dari 1000 rupiah, tetapi pecahan2 ini tidak jadi diedarkan dan hanya terdapat dalam bentuk SPECIMEN.


Pecahan 2500 rupiah 1960 SPECIMEN


Pecahan 5000 rupiah 1960 SPECIMEN, variasi 1


Pecahan 5000 rupiah 1960 SPECIMEN, variasi 2

Bentuk-bentuk lain

Selain uang yang beredar terdapat juga bentuk yang tidak lazim ditemukan, yaitu bentuk PROOF dan bentuk SPECIMEN bernomor seri 0000. Gambar di bawah ini mewakili bentuk2 tersebut.



Sukarno 500 rupiah 1960 PROOF, warna berbeda dibandingkan bentuk yang beredarnya



Sukarno 25 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 00000



Sukarno 500 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 0000


Sukarno 1000 rupiah 1960 SPECIMEN, bernomor seri A 0000

Uang Sukarno yang dipalsukan

Mungkin karena kharisma bapak Sukarno yang sangat dikagumi, dipasaran banyak sekali beredar uang2 Sukarno yang dipalsukan. Ciri2 uang tersebut adalah:

1. Terbuat dari kertas yang halus dan mudah melengkung bila diletakkan di telapak tangan.
2. Mempunyai gambar yang buram dan tidak jelas
3. Mempunyai nilai nominal yang beragam 1000, 2500, 5000 dan 10000 rupiah
4. Mempunyai gambar dan warna yang berbeda2 (bisa hijau, merah, biru, ungu, dll)
5. Biasanya bertahun 1964 walaupun ada juga yang bertahun 1957, 58, 60 dll
6. Di bagian bawah seringkali tercetak FRANCE
7. Terdapat tanda air Sukarno atau banteng yang jelas terlihat walau tidak diterawang
8. Mempunyai nomor seri yang antik, misalnya BKR 170845
9. Dan banyak lagi lain-lainnya.



Sebagian contoh dari uang Sukarno palsu. Masih banyak lagi bentuk2 lainnya. Uang ini diperjualbelikan secara luas di seluruh tanah air sehingga tidak mengherankan bila uang ini terdapat di pelosok-pelosok desa sekalipun.

Bagi yang tidak mengerti akan menganggap uang ini sebagai barang 'asli' dan mempunyai nilai yang sangat-sangat tinggi, bahkan dianggap sakral karena dapat melengkung atau menggulung sendiri bila diletakkan di telapak tangan. Semua ini bisa terjadi karena kertas yang dipergunakan bukanlah kertas uang sehingga mudah memuai bila terkena suhu panas yang berasal dari tangan kita. Uang2 Sukarno palsu ini sangat mudah ditemukan di kaki lima di seluruh Indonesia, tidak memiliki nilai koleksi dan harga perlembar hanya sekitar Rp. 10.000,-

Seri Sukarno Borneo

Terdiri dari pecahan 1 dan 2,5 rupiah, direncanakan untuk diedarkan di North Borneo (Sabah dan Serawak).
Seri Sukarno Borneo 1961

Seri ini tidak mempunyai variasi dan biasanya mempunyai prefix AEU untuk pecahan satu rupiah dan BAB untuk pecahan dua setengah rupiah. Seri ini relatif mudah ditemukan dan berharga sekitar Rp.350.000 s/d Rp.400.000 per set dalam kondisi UNC.

Dari segi matematis dan kenyataannya UANG SUKARNO 1964 BUKAN UANG PALSU. Uang SUKARNO 1964 merupakan sebagai alat pembayaran yang sah dan souvenir pada waktu itu. Karena pd thn tersebut terjadi pemotongan nilai uang RI dan tidak dilaporkan kepada BI. Kenapa saya bilang BUKAN UANG PALSU atau ASLI?

Penjelasan saya sebagai berikut :
1. Terdapat benang pengaman pada uang Sukarno, yang mana dalam hal produksi suatu kertas berharga tidak sembarang perusahaan kertas bisa membuat benang pengaman pada kertas berharga.
2. Adanya Tulisan Asma Allah, kun fayakun, nurisulaiman, surat al ikhlas dll dalam bahasa Arab (bahasa Al Qur’an) maka uang ini memiliki Khodam Ayat dari golongan Malaikat. Dengan menggunakan Money Detector(UV). Dimana untuk tahun 1964 teknologi UV masih sangat jarang ada.
3. Penerbit pencetakan uang bukan hanya FRANCE. Saya mempunyai seri lengkap dari uang SUKARNO 1964 500, 1000, 5000, 10000, antara lain PN Percetakan Kebajoran IMP, Limited Swiss, France, Thomas De La Rue & Company Limited.
4. Adanya nomor seri yang counter pada uang Sukarno 1964 merupakan bukti bahwa uang itu ASLI.

MENGAPA UANG SOEKARNO DAPAT BERGERAK MELENGKUNG ATAU MENGGULUNG?
Secara metafisik dikarenakan Uang Soekarno telah diisi energi ETERIK. Yaitu energi yang bereaksi terhadap panas tubuh yang dipengaruhi oleh fisik dan psikis / kejiwaan seseorang. Reaksi ini berupa gerakan menjauhi panas tubuh melalui gerakan melengkung atau menggulung.

SIAPA YANG MENGISI ENERGI ETERIK?
Kelebihan ini tentu saja hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki pemahaman lebih mengenai ilmu fisik dan metafisik. Hanya orang pilih tandinglah yang dapat memasukkan energi ini ke dalam bahan kertas. Bahkan uniknya Energi ETERIK tidak dapat dipalsukan.

APA BUKAN KARENA BAHAN KERTASNYA SEHINGGA UANG DAPAT BERGERAK MELENGKUNG?
Bila Anda yakin karena bahannya, berikan contoh selembar bahan kertas yang dapat bergerak melengkung di telapak tangan seperti halnya Uang Soekarno.

APAKAH UANG INI ASLI ATAUKAH PALSU?
Secara garis besar, Uang Soekarno dapat dibedakan menjadi 2 (dua):
1. Uang Soekarno yang dijadikan sebagai alat pembayaran. Uang ini tidak memiliki tulisan Arab di dalamnya dan tidak dapat bergerak di telapak tangan. Uang ini dikeluarkan oleh BI.
2. Uang Soekarno Souvenir yang tidak dijadikan sebagai alat pembayaran yang syah. Uang Soekarno Souvenir inilah yang dari awal kita bicarakan. Uang ini asli sebagai uang souvenir. Uang ini tidak dapat dikatakan palsu karena tidak ada uang yang ditiru atau dipalsukan. Uang ini berdiri sendiri dan berbeda dengan uang-uang kertas lainnya.

SIAPAKAH YANG MENGELUARKAN UANG SOEKARNO SOUVENIR?
Uang Soekarno dikeluarkan oleh pihak swasta, bukan oleh Bank Indonesia sehingga tidak akan kita temukan penjelasan Uang Soekarno Souvenir pada situs-situs resmi BI karena BI hanya mengeluarkan Uang yang digunakan sebagai nilai tukar.

Dari segi matematis dan kenyataannya UANG SUKARNO 1964 BUKAN UANG PALSU. Uang SUKARNO 1964 merupakan sebagai alat pembayaran yang sah dan souvenir pada waktu itu.

dr. Arifin mengatakan...

Saya menghargai setiap pendapat termasuk yang mengatakan bahwa uang-uang Sukarno 1964 yang dapat melengkung adalah uang asli. Saya persilahkan bila anda berminat untuk mengoleksinya, adalah hak setiap orang untuk membeli atau mengumpulkan barang2 yang disukainya. Pandangan yang saya sampaikan di web ini adalah pandangan saya dan sebagian besar para numismatis. Mereka semua berpendapat bahwa uang2 Sukarno 1964 tersebut bukanlah termasuk uang yang dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Pendapat ini diperkuat oleh para pengarang buku Katalog Uang Kertas Indonesia edisi 1 (1996) maupun edisi 2 (2005). Para pengarang adalah kolektor terbesar yang melibatkan begitu banyak sumber termasuk diantaranya almarhum bapak Singgih SH (bekas jaksa Agung RI, silahkan klik http://id.wikipedia.org/wiki/Singgih) serta bapak Sugiana Handjaja yang telah berusia 80 tahunan dan telah makan asam garam dunia numismatis. Mereka tidak mungkin secara sengaja melupakan uang2 Sukarno 1964, sehingga tidak memasukkannya ke dalam buku katalog. Tentu saja ada alasan mengapa mereka tidak memasukkannya, dan salah satu alasannya adalah karena uang2 tersebut bukanlah uang yang dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

Rabu, 27 Mei 2009



UNC, dengan warna kertas yang menua. Rp 30.000,-
25 Rupiah 1964 Eri Pekerja Tangan : Pengrajin Kain Sikek
Dicetak oleh P.N. Pertjetakan KebajoranIMP. pada tahun 1964. Bagian depan bergambar pemandai kain sikek Sumatera Utara. Dan dibagian belakang bergambar rumah tradisional Sumatera Utara yang dilukis oleh pelukis Junalies. Uang ini tidak memiliki tanda air, melainkan ada gambar Garuda Pancasila dibagian putih yang bukan tanda air.
25 rupiah 1964, UNC Rp60.000,-
100 Rupiah 1984 Seri Burung Dara Mahkota(Goura Victoria) Dicetak oleh Perum Percetakan Uang Imp. pada tahun 1984. Bagian depan bergambar burung dara mahkota, tercantum di sana bahasa latinnya Goura Victoria. Sedangkan di bagian belakang bergamabar Bendungan Tambang Asahan. Uang ini dilukis oleh pelukis uang Heru Soeroso. Water mark atau tanda air pada uang ini berupa lambang Garuda Pancasila. Uang 100 rupiah yang saya jual inipun memiliki kelainan, sehingga harga jual yang tinggi. Pada garis-garis dibelakang tulisan besar 100 terdapat yang terlalu tebal.
100 rupiah 1984, UNC dengan warna menua dibeberapa sisi. Rp20.000,-
Kalau yang dibawah ini adalah uang-uang milik seseorang yang ingin menjual uang kunonya. Anda bisa membelinya lewat saya. Khusus untuk uang-uang dibawah ini, foto-fotonya mungkin berukuran tidak sebesar aslinya (gambar diperkecil) karena gambar dan foto seadanya tergantung yang disediakan penjual. Bagi anda yang ingin menjual uang kuno dapat dipasang di halaman ini.
25 Gulden 1930 seri J.P. Coen Dikeluarkan oleh De javasche Bank pada 1 September 1930.
25 Gulden 1930 (G). Rp350.000,-
10 Gulden 1939 Seri Wayang. Seri-seri ini bergambar wayang orang, dikeluarkan pada tahun 1939.
10 gulden seri wayang 1939 (G), Rp270.000,-
10 Dan 25 Sen 1947 Seri Federal II Tahun 1947. Kedua pecahan ini berbeda dari seri-seri federal lainnya cetakan De Javasche bank karena tercantum kata INDONESIA untuk pertama kalinya. Uang-uang ini dikeluarkan tanggal 1 Desember 1947.
10 dan 25 sen (F), Rp140.000,-
Uang ORI (Oeang Republik Indonesia).
Yaitu uang-uang pertama yang dikeluarkan pemerintah Indonesia pada tahun 1945-1948. Uang-uang ORI sangatlah mudah dipalsukan, karena tidak memiliki pengaman yang memadai. Tanpa adanya benang pengaman, tanda air, apalagi detail-detail garis khusus. Makanya, pada uang ini selalu diberi tulisan-tulisan tentang undang-undang bagi barang siapa yang memalsukannya.
1 rupiah 1945 Uang kertas pertama yang dikeluarkan Pemerintah RI pada tanggal 17 Oktober 1945. Bernominal satu rupiah dengan gambar Ir.Soekarno. Walaupun uang ini dokeluarkan 2 bulan setelah hari kemerdekaan, namun dalam peredarannya jauh dari waktu terbitnya.
1 rupiah 1945 (VF), Rp150.000,-
5 Rupiah 1947 Salah satu dari uang ORI seri kedua.
ORI 5 rupiah 1947 (UNC dengan sedikit flek di atas), Rp125.000,-
100 Rupiah 1957 Seri Hewan. Bergambar tupai di bagian depan, dan bangunan istana dibagian belakang. Tidak tercantum tahun penerbitan seperti seri hewan nominal lainnya.
10 rupiah 1957 (VF), Rp150.000,-
25 Dan 100 Rupiah Tahun 1958 Seri Pekerja.
Semua pecahan mempunyai tanda air bergambar kepala banteng dan hanya mempunyai satu variasi nomor seri.
25 dan 100 rupiah 1958 (UNC/AU), Rp135.000,- untuk keduanya.
Uang RI Khusus Daerah-Daerah
Uang-uang yang tercantum nama suatu daerah, berarti uang tersebut hanya khusu beredar berdomisili di daerah tertentu saja. Uang-uang seperti ini memiliki harga tersendiri, karena jumlahnya tidak sebanyak uang biasa yang peredarannya ke seluruh Indonesia.
Uang Daerah Profinsi Sumatera 1947-1948 Untuk daerah Bukitinggi pada nominal terkecil yaitu 2 1/2 rupiah, dan 5 rupiah dikeluarkan pada tahun 1947. Sedangkan untuk nominal-nominal lain yang lebih besar seperti 10,25, dan 50 rupiah baru dikeluarkan setelah tahun 1948. Adapun di profinsi yang sama dikeluarkan lagi nominal yang lebih besar lagi yaitu 250 rupiah setelah tahun 1949 2 1/2 Rupiah 1947 Nominal uang darurat untuk Bukitinggi yang terkecil.
(gbr)
2 1/2 rupiah Sumatera 1947, Rp140.000,-
2,5 Dan 5 Rupiah 1948
2 1/2 dan 5 rupiah Sumatera 1948, Rp115.000,-
10 Rupiah 1948 Dikeluarkan menyusul pecahan sebelumnya dengan nominal 10 rupiah.
10 rupiah Sumatera 1948, Rp160.000,-
25 Rupiah 1948 Dikeluarkan menyusul pecahan sebelumnya dengan nominal 25 rupiah.
25 rupiah Sumatera 1948, Rp175.000,-
50 Rupiah 1948 Dikeluarkan menyusul pecahan sebelumnya dengan nominal 50 rupiah.
(gbr) 50 rupiah Sumatera 1948, Rp180.000,-
250 Rupiah 1949 Nominal uang darurat untu prifinsi Sumatera Utara yang terbesar. Walaupun pecahan yang lebih besar dari pecahan-pecahan sebelumnya, uang ini dicetak lebih sederhana dari desain uang pecahan yang lebih kecil.
(gbr) 250 rupiah Sumatera Utara 1949, Rp250.000,-
2 1/2 Rupiah Untuk Daerah Keresidenan Jambi 1947 Ini adalah kupon penukaran yang digunakan selayaknya uang kertas. Namun untuk ukuran uang darurat, kualitas cetak uang ini yang seperti ini juga sudah lumayan bagus.
2 setengah rupiah Jambi 1947, Rp100.000,-
50 Rupiah Untuk Daerah Keresidenan Lampung Utara 1949 Tepatnya daerah Kota Bumi. Digunakan sebagai uang darurat dari tanggal 17 April 1949. Pada gambar uang terlihat betul keterbatasan kualitas cetak uang. Kertasnya hanya dibuat dari kertas tulis bergaris yang lalu dicap dengan stempel bergambar uang. Pada sisi belakang uang ini dicap dengan stempel daerah.
50 rupiah Lampung Utara 1949, Rp430.000,-
1 Rupiah Untuk Daerah Cepu 1949 Uang ini adalah bon yang digunakan sebagai uang kertas di Cepu pada tanggal 17 Agustus 1949. Berbahan kertas sama seperti uang Lampung Utara, yaitu terbuat dari kertas tulis bergaris. Desain uang ini bergaya ilustrasi komik zaman dulu dengan gambar wajah seorang raksasa, ular naga, dan senjata arit. Pada salah satu kalimatnya, juga terdapat seruan "Hula!" khas daerah Cepu. Diduga uang ini memang didesain oleh seorang pembuat komik nasional jaman dulu di Cepu.
(gbr)
1 rupiah Cepu 1949, Rp550.000,-
150 Rupiah Untuk Daerah Palembang 1949 Merupakan nominal uang yang besar untuk ukuran masa era '40. Uang inipun hanya dicetak dengan cap stempel berbentuk uang.
150 rupiah Palembang, Rp180.000,-

MACAM-NACAM UANG LAMA INDONESIA


Uang Soekarno Tahun 1960
Uang Soekarno Tahun 1960
(Gambar)

Uang Soekarno ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan untuk satu set terdiri dari 7 lembar yaitu Rp. 5, Rp. 10, Rp.25, Rp. 50, Rp.100, Rp.500 dan Rp. 1000.Tp maaf untuk uang soekarno Rp. 100 rada kusam.

Negara Asal:Indonesia


Uang Soekarno Tahun 1964
Uang Soekarno Tahun 1964
(Gambar)

Uang Soekarno ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan untuk satu set terdiri dari 2 lembar yaitu Rp. 1, Rp. 2,5.

Negara Asal:Indonesia


Uang Soeharto Tahun 1993 dan Edisi Khusus
Uang Soeharto Tahun 1993 dan Edisi Khusus
(Gambar)

Uang Soeharto ini di jamin keasliannya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan untuk per satuan terdiri dari 2 lembar yaitu Rp. 50.000, dan Edisi Khusus plastik Rp. 50.000

Negara Asal:Indonesia


Uang Soedirman Tahun 1968
Uang Soedirman Tahun 1968
(Gambar)

Uang Soedirman ini di jamin keasliannya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan untuk satu set terdiri dari 4 lembar yaitu Rp. 1, Rp. 25, Rp. 50, dan Rp. 1000.Tp maaf seharusnya satu set terdiri dari 8 lembar, dikarenakan keterbatasan koleksi.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 20.000, - Tahun 1992 dan 1995
Uang Lama Rp. 20.000, - Tahun 1992 dan 1995
(Gambar)

Uang Lama Rp 20000 ini di jamin keasliannya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 2 lembar yaitu Rp. 20000 Tahun 1992 dan Rp.20000 Tahun 1995.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 100, - Tahun 1978, 1984 dan 1992
Uang Lama Rp. 100, - Tahun 1978,  1984  dan 1992
(Gambar)

Uang Lama Rp.100 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 3 lembar yaitu Rp. 100 Tahun 1978, Rp.100 Tahun 1984 dan Rp.100 Tahun 1992.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 500, - Tahun 1977, 1982, 1988 dan 1992
Uang Lama Rp. 500, - Tahun 1977,  1982,  1988  dan 1992
(Gambar)

Uang Lama Rp.500 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 4 lembar yaitu Rp. 500 Tahun 1977, Rp.500 Tahun 1982, Rp. 500 Tahun 1988 dan Rp.500 Tahun 1992.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 1000, - Tahun 1975, 1980 dan 1987
Uang Lama Rp. 1000, - Tahun 1975,  1980  dan 1987
(Gambar)

Uang Lama Rp.1000 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 3 lembar yaitu Rp. 1000 Tahun 1975, Rp.1000 Tahun 1980 dan Rp.1000 Tahun 1987.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 5000, - Tahun 1975, dan 1980
Uang Lama Rp. 5000, - Tahun 1975,  dan 1980
(Gambar)

Uang Lama Rp.5000 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 3 lembar yaitu Rp. 5000 Tahun 1975, dan Rp.5000 Tahun 1980.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 5000, - Tahun 1986, 1992 dan 2001
Uang Lama Rp. 5000, - Tahun 1986,  1992 dan 2001
(Gambar)

Uang Lama Rp.5000 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 3 lembar yaitu Rp. 5000 Tahun 1986, Rp.5000 Tahun 1992 dan Rp.5000 Tahun 2001.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 10000, - Tahun 1975, 1979 dan 1985
Uang Lama Rp. 10000, - Tahun 1975,  1979  dan 1985
(Gambar)

Uang Lama Rp.10000 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 3 lembar yaitu Rp. 10000 Tahun 1975, Rp.10000 Tahun 1979 dan Rp.10000 Tahun 1985.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Rp. 10000, - Tahun 1992, 1995 dan 2005
Uang Lama Rp. 10000, - Tahun 1992,  1995  dan 2005
(Gambar)

Uang Lama Rp.10000 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per satuan terdiri dari 3 lembar yaitu Rp. 10000 Tahun 1992, Rp.10000 Tahun 1995 dan Rp.10000 Tahun 2005.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Tahun 1960 Rp.1, - dan Rp. 2, 5, -
Uang Lama Tahun 1960 Rp.1, - dan Rp. 2, 5, -
(Gambar)

Uang Lama tahun 1960 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per set terdiri dari 2 lembar yaitu Rp. 1 dan Rp. 2,5.

Negara Asal:Indonesia


Uang Lama Tahun 1961 Rp.1, - dan Rp. 2, 5, -
Uang Lama Tahun 1961 Rp.1, - dan Rp. 2, 5, -
(Gambar)

Uang Lama tahun 1961 ini di jamin keasliannnya. Sudah sesuai dengan isi buku terbitan Bank Indonesia. Di maharkan per set terdiri dari 2 lembar yaitu Rp. 1 dan Rp. 2,5.

Negara Asal:Indonesia